YUK KENALAN DENGAN "NASI GANDUL" KHAS KOTA PATI
Jika kalian
mendengar Pati memang tidak seterkenal Semarang, Pekalongan, Demak atau Kudus
pasti. Tetapi di kota nan tenang ini yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari
Semarang, ada salah satu kuliner yang wajib dicicipi loh.!! Hampir setiap
daerah punya kuliner khas yang menjadi ikon masing-masing. Misalnya Kudus,
populer dengan soto dan nasi pindangnya yang khas. Purwodadi Grobogan sendiri
punya kuliner khas, yakni swike yang ikonik dan sayur becek yang tengah hits,
banyak kota lainnya juga.
Kalau Pati? Kabupaten
yang memiliki semboyan Pati Bumi Mina
Tani ini juga kondang lo dengan kulinernya yang nggak kalah khas, ikonik,
dan bahkan melegenda, yakni Nasi Gandul. Namanya unik yang unik dan pasti
kedengaran aneh. Gandul, merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti
menggantung. Tapi, Nasi Gandul, bukanlah nasi yang digantung.
Adalah Pak Meled,
warga asli Desa Gajahmati, yang menjadi pelopor kuliner unik ini. Pada tahun
1955, Pak Meled berjualan berkeliling desa menggunakan pikulan. Dia berjualan
nasi dengan lauk empal atau daging sapi bumbu bacem yang kemudian disiram kuah
di atasnya. Nasi tersebut tidak disajikan di atas piring, melainkan di 'pincuk'
daun pisang dan dimakan menggunakan 'suru', sendok yang juga dibuat dari daun
pisang.
Kepopuleran nasi
gandul di kemudian hari tak lepas dari peran seorang pinisepuh Pati yang
bernama Mbah Rono. Ketika itu sekira tahun 1965. Setiap ada orang yang sowan
(bersilaturahim) ke rumahnya selalu dianjurkan untuk mencoba nasi gandul Pak
Meled, kemudian secara perlahan mulai populer. Banyak orang yang terpikat
dengan citarasa nasi gandul yang unik dan khas.
Banyaknya konsumen
yang penasaran dengan Nasi Gandul, membuat beberapa tetangga Pak Meled di Desa
Gajahmati terinspirasi. Mereka pun belajar cara membuatnya dan kemudian ikut
berjualan. Jadilah Desa Gajahmati terkenal sebagai penghasil Nasi Gandul.
Cara penyajian
nasi gandul hingga kini masih mempertahankan tradisinya sejak dulu. Namun sudah
tidak lagi dalam bentuk pincuk dan suru sebagai sendok, melainkan dengan piring
yang dialasi daun pisang. Saat kalian membeli nasi gandul, biasanya hanya akan
mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging
sapi. Namun bila dirasa kurang, pembeli dapat meminta tambahan empal daging
sapi atau jeroan kepada penjual. Ditambah dengan tempenya yang tebal tetapi
setelah dimakan menjadi krispi.
Komentar
Posting Komentar