Pisang Plenet “Street Food” Semarangan Jadul
Semarang selalu banyak cerita, dari mulai banjir, kepadatan penduduk, kota metropolitan Jawa Tengah, kotanya yang mulai panas, hingga kuliner jalanan yang ada. Salah satu yang akan kita bahas adalah “Street Food” Semarang yang sangat jadul, yaitu pisang plenet. Sebutannya pisang plenet bukan tanpa arti, di Jawa arti plenet adalah menekan hingga pipih. Terbayang bukan pisang plenet dipikiran kalian ini berbentuk pipih alias diplenet!! Pisang plenet ini bisa kalian temui dipinggir jalan yang menyajikan kuliner malam, namun sayang keberadaannya sendiri di Semarang hanya tinggal di 3 objek tempat, yaitu di Gajah Mada, Pemuda, dan di Kawasan Semawis Semarang. Biasanya penjual menjajakan pisang plenet dengan gerobak dan lengkap dengan tungku arangnya yang tradisional dengan kepulan asap keatas sehingga terlihat menarik penikmat kuliner untuk jalan kesana.
Biasanya para penjual pisang plenet menggunakan pisang kepok sebagai bahan utamanya.
Karena tekstur pisang kepok yang kuat, tidak mudah hancur ketika dibakar dan
dipipihkan, serta memiliki rasa manis yang pas. Cara membuatnya cukup mudah
pertama pisang dikupas lalu dibakr diatas tungku arang dengan panas yang pas. Setelah
terlihat pisang gak layu, barulah pisang bisa diangkat dan ditekan menggunakan
dua papa tipis. Bagian dalam pisang yang lunak akan melebar besar dan setelah
itu pisang bisa diolesi margarin lalu dibakar kembali hingga matang merata. Setelah
terlihat menguning kecoklatan dibeberapa bagian barulah pisang diangkat dan
kembali diolesi maragarin dan diberi toping sesuai selera seperti coklat, keju,
ataupun gula halus. Setelah itu
kembali ditutup atasnya oleh pisang yang telah dipipihkan sehingga seperti akan
terlihat burger.
Dan terakhir atasnya diberi topping yang sama
dengan isian. Pisang plenet pun siap dihidangkan.
Di tengah banyaknya jajanan kekinian di Semarang,
pisang plenet memang salah satu hidangan yang menawarkan cita rasa tradisional
di sana. Saya sendiri berharap jajanan seperti ini lebih
dikembangkan oleh Pemerintah agar nantinya kekhasan Kota Semarang ini tidak
tergerus jajan kekinian yang lebih banyak dijual di mall-mall.
Bagaimana? Mau merasakan pisang plenet atau
jajanan khas Semarang yang lain? Ayo mampir ke Semarang!


Komentar
Posting Komentar